Sumber:
Zhang, M., Swapan K. Chaudhuri, and Isao
Kubo. 1993. Quantification of Insect Growth and Its Use in Screening of Naturally
Occurring Insect Control Agents. Journal of Chemical Ecology 19 (6).
Berbagai
parameter berbeda telah digunakan dalam kajian senyawa penghambat pertumbuhan
serangga, misalnya indeks nutrisi yang dikembangkan Waldbauer (1968), dapat
menjelaskan laju konsumsi pakan (pakan yang dimakan/hari/berat tubuh), dan laju
pertumbuhan relatif (pertambahan berat tubuh/hari/rata-rata berat tubuh).
Parameter-parameter tersebut akan sangat bervariasi dari satu instar dengan
instar lainnya, atau dari satu jenis-alelokimia dengan jenis lainnya.
Untuk
mengatasi keterbatasan tersebut, Zhang et al. (1993) memperkenalkan perhitungan
Indeks Pertumbuhan (growth index, GI)
dan Indeks Pertumbuhan Relatif (relative
growth index, RGI). Populasi serangga yang mengkonsumsi makanan yang
mengandung senyawa penghambat pertumbuhan biasanya memperlihatkan perbedaan
atau distribusi individu pada setiap tahapannya bila dibandingkan dengan
kontrolnya. Pada titik waktu tertentu, populasi yang pertumbuhannya terhambat akan
memiliki individu-individu yang lebih banyak pada tahap awal, dan pada tahap
berikutnya akan terlihat berbeda dengan kontrolnya, Tingkat penghambatan
pertumbuhan ini, selanjutnya, akan berhubungan dengan konsentrasi bahan kimia
dalam makanan.
Molting
merupakan karakteristik konsisten dari perkembangan serangga. Oleh karena itu,
instar dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan serangga. Untuk tujuan
bioassay, Zhang et al. (1993) mendefinisikan pertumbuhan serangga sebagai
kemampuan untuk melakukan molting dan berkembang menjadi instar selanjutnya.
Jumlah molting mengindikasikan adanya kemajuan dalam perkembangan. Apabila
tidak terjadi molting maka dianggap serangga itu tidak mengalami pertumbuhan. Dengan
demikian, instar digunakan sebagai parameter dan indeks pertumbuhan (growth index, GI) digunakan untuk mewakili
laju pertumbuhan serangga: hasil penjumlahan dari suatu tahap yang clicapai
oleh individu-individu larva serangga pada kondisi percobaan, dibagi dengan
hasil kali jumlah individu (N) larva uji dengan seluruh tahap. Misalnya suatu
larva serangga mengalami 5 tahap instar dan 1 tahap pupa, dengan menggunakan
tahap-1 adalah instar-1 dan tahap-6 untuk pupa, perhitungan GI adalah sebagai
berikut (Persamaan 1):
Dimana:
n1 , n2 , n3
…………. n6 adalah jurnlah individu pada tahap 1, 2, 3, dan 6. N = n1 + n2 + n3
+ ……….. + n6
Dari
perhitungan di atas, dapat dibuat perhitungan praktis GI sebagai berikut (Persamaan 2):
Dimana:
i adalah jumlah tahapan (tahapan
ke-i); ni adalah jumlah larva yang hidup pada tahapan ke- i; adalah jumlah larva yang mati pada tahapan ke-i; imax
adalah tahap tertinggi yang dapat dicapai oleh serangga (disini imax
= 6, yaitu tahapan pupa); dan N adalah jumlah larva awal yang digunakan dalam
setiap kelompok.
Setelah GI untuk setiap kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol diperoleh, RGI untuk kelompok perlakuan dapat ditentukan
dengan menggunakan perhitungan berikut (Persamaan 3):
Larva
yang tidak berkembang atau mati turut diperhitungkan dalam menentukan GI dimana
(i - 1) digunakan untuk mewakili tahap larva yang ditemukan mati dalam tahapan
i. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa jika larva mati pada tahap i, pasti
hidup dalam tahap yng lebih awal (i - 1). Sebagai contoh, jika sebuah larva
instar pertama ditemukan mati, i - 1 akan 0 (yaitu, tidak ada pertumbuhan),
jika larva instar keempat ditemukan mati, i - 1 akan menjadi 3.
Berdasarkan
cara perhitungan di atas, GI didefinisikan sebagai suatu tingkatan pertumbuhan
individu yang berdasarkan pengertian teori pertumbuhan optimum. RGI, yang
diperoleh dari GI-perlakuan dibagi dengan GI-kontrol adalah tingkatan
pertumbuhan relatif suatu individu dalam kelompok perlakuan terhadap
pertumbuhan individu kelompok kontrol. Penggunaan prosedur kuantifikasi ini
memungkinkan dalam membandingkan dampak dari variabel-variabel (misalnya,
allochemicals, nutrisi, faktor lingkungan, dll) terhadap perkembangan berbagai
species serangga dengan membandingkan RGI spesies, analog dengan menggunakan LD50
untuk mengukur toksisitas akut bahan kimia.
Keuntungan Penggunaan Perhitungan GI
dan RGI
Dengan
menggunakan RGI, penentuan tingkat pengaruh suatu penghambat pertumbuhan
serangga dapat dilakukan dengan lebih sederhana. Dalam suatu kajian senyawa
penghambat pertumbuhan, seringkali ditemukan bahwa pada saat koleksi data hasil
percobaan, individu-individu dalam satu kelompok uji memiliki perbedaan
tahap/instar, dan seringkali ditemukan adanya kematian beberapa larva yang
berhenti pertumbuhannya atau mati pada instar yang berbeda. Beberapa kesulitan
seringkali dijumpai dalam analisis data hasil uji-hayati menggunakan laju
pertumbuhan relatif (Waldbauer, 1968), maupun metode mortalitas. Kesulitan
tersebut dapat diatasi dengan menghitung pengaruh penghambat pertumbuhan dengan
cara GI dan RGI. Dalam penentuan GI, individu-individu yang mati telah masuk
dalam perhitungan. Pada metode uji hayati ini, jika satu larva ditemui mati
pada instar tiga, larva tersebut masih hidup dan berkembang pada instar dua,
sehingga larva yang hidup dan mati pada instar yang sama dikategorikan kedalam
tahap perhitungan yang berbeda (persamaan 2).
RGI
dapat juga memberikan keterangan mengenai distribusi umur dari
individu-individu pada kelompok uji. RGI yang rendah menunjukkan bahwa banyak
individu yang tidak dapat berkembang atau mati pada instar awal. RGI = 0
berarti tidak ada pertumbuhan atau seluruh larva mati pada instar satu. RGI = 1
atau mendekati 1, menunjukkan bahwa individu-individu pada kelompok uji mengalami
pertumbuhan yang sempurna (tidak berbeda dengan serangga dalam kontrolnya).
RGI
memberikan analisis kuantitatif dengan cara yang memungkinkan perbandingan
langsung dari faktor penghambat pada pengembangan spesies serangga berbeda,
karena RGI adalah indeks relatif dan independen dari berbagai durasi atau
jumlah tahap perkembangan untuk spesies serangga yang berbeda (lihat persamaan
1 dan 3).
Perhitungan
RGI tidak hanya menggunakan jumlah individu, tetapi tahap atau instar, sehingga
dapat dikatakan bahwa kepekaan metode ini akan bertambah. Walapun demikian,
metode ini tidak dapat menjelaskan “mode of action” suatu senyawa uji, sehingga
penggunaan GI dan RGI sangat sesuai digunakan untuk uji hayati suatu ekstrak
kasar yang biasanya memiliki pengaruh yang lebih lemah daripada suatu senyawa
aktif (pada ekstrak kasar konsentrasi senyawa aktif lebih rendah).
Penggunaan
RGI tidak terbatas pada analisis efek allelokimia pada perkembangan serangga.
Metode ini juga mungkin berguna dalam studi tentang interaksi tanaman
inang-herbivora, seperti kesesuaian inang dan resistensi inang. Dengan cara perhitungan
yang sama, RGI juga bisa digunakan untuk kelompok selain serangga, asalkan
bahwa perkembangannya dapat dicirikan ke dalam tahapan yang konsisten. Dengan
RGI, penggunaan parameter lain seperti LD50 akan meningkatkan daya
analisis data dalam bioassay.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.