WELCOME TO PEST-INSECT-PLANT DISEASE INFO

Serangga memiliki arti penting dalam ekosistem kita. Serangga dapat menjaga aerasi tanah, menyerbukan bunga, mengendalikan serangga-hama dan juga sebagai hama tanaman; serangga juga mampu menguraikan bahan organik, sehingga mengembalikan unsur hara ke dalam tanah. Sepuluh tahun yang lalu terdapat sekitar 750.000 spesies serangga. Saat ini, jumlahnya telah melebihi 1.000.000. Dan menurut sebuah artikel baru-baru ini, Scientific American, ahli entomologi memperkirakan bahwa ada kemungkinan lebih dari delapan juta spesies serangga di Bumi. Jika anda bandingkan dengan sekitar 4.809 spesies mamalia atau 1.500.000 species jamur, maka serangga memiliki populasi yang melebihi kelompok taksonomi hidup lainnya di Bumi.

Sunday, October 08, 2017

TIPE METAMORFOSIS SERANGGA

TIPE METAMORFOSIS SERANGGA

Perkembangan serangga dari larva atau nimfa menjadi imago umumnya mengalami beberapa tahap perubahan bentuk dan ukuran, yang disebut "metamorfosis". Metamorfosis serangga bermacam-macam, mulai dari yang sederhana sampai yang rumit (kompleks). Berdasarkan perubahan-perubahan tersebut, serangga dapat dibedakan dalam empat golongan, yaitu terdiri dari:
  1. Tanpa Metamorfosis (Ametabola, Gambar 1). Golongan serangga ini sejak menetas (instar pertama) bentuknya sudah menyerupai serangga dewasa (tidak bermetamorfosis), hanya ukurannya saja yang bertambah besar. Serangga muda dan serangga dewasa hidup dalam habitat dengan jenis makanan yang sama. Contoh serangga yang tidak metamorfosis, antara lain ordo Thysanura (kutu buku atau rengget atau ngenget ) dan ordo Collembola, misalnya ekor pegas.
  2. Metamorfosis Bertingkat (PaurometabolaGambar 2). Serangga yang tergolong paurometabola mengalami perubahan secara bertahap. Setiap pergantian kulit (ecdysis), ukuran tubuhnya bertambah besar. Bakal sayap tumbuh secara bertahap, makin lama makin besar, dan akhirnya menyerupai sayap serangga dewasa. Serangga muda disebut "nimfa" (nymph), dan serangga dewasa disebut "imago".  Baik nimfa maupun imago hidup dalam habitat yang sama, dengan jenis makanan yang sama pula. Contoh serangga yang mengalami metamorfosis bertingkat, antara lain ordo Orthoptera (belalang, anjing tanah, jangkrik,kecoak, dan lain-lain), ordo Thyasanoptera (thrips), ordo Homoptera (kutu daun, wereng, dan lain-lain), dan ordo Hemiptera (kepik, walang sangit, dan lain-lain)
  3. Metamorfosis Tidak Lengkap (HemimetabolaGambar 3). Nimfa serangga golongan ini mengalami beberapa modifikasi, seperti adanya insang trachea, tungkai untuk merangkak dan menggali, tubuh harus dapat berenang, alat mulut harus dapat mengambil makanan di dalam air, dan lain-lain. Habitat nimfa berbeda dengan habitat imago. Nimfa tergolong serangga akuatik (hidup di dalam air), sedangkan imagonya adalah serangga aerial. Contoh serangga golongan hemimetabola adalah ordo Odonata (capung).
  4. Metamorfosis Sempurna atau Lengkap (HolometabolaGambar 4). Serangga muda yang mengalami perkembangan holometabola disebut "larva". Bentuk larva amat berbeda dengan imago.  Jenis makanan, perilaku, dan habitatnya pun biasanya berbeda dengan imago. Sebelum menjadi imago, larva akan berkepompong terlebih dahulu. Perubahan bentuk luar dan dalam terjadi dalam tingkat pupa (kepompong).  Sayap berkembang secara internal. Contoh serangga yang mengalami perkembangan holometabola, antara lain ordo LepidopteraColeopteraDiptera, dan Hymenoptera
Dari keempat golongan serangga di atas, yang paling banyak merugikan petani adalah kelompok paurometabola dan holometabola.

Perkembangan Anatomi (Daur Hidup) Serangga


Saturday, October 07, 2017

Penyakit Bercak Daun Cercospora

Banner Penyakit Penting
Penyakit Penting Tanaman Pertanian

PENYAKIT BERCAK DAUN CERCOSPORA

Gejala serangan penyakit bercak daun serkospora pada tanaman cabai
Penyakit bercak daun serkospora atau mata katak disebabkan oleh cendawan Cercospora capsici. Patogen penyakit disebarkan melalui udara. Serangan pada daun berupa bercak kecil berbentuk bulat dan kering dengan diameter ± 0,5 cm (Lihat Gambar). Pusat bercak berwarna pucat sampai putih dengan warna tepi lebih tua. Daun menguning dan akhirnya gugur. Selain daun penyakit ini menyerang juga batang dan tangkai buah. Tanaman inangnya antara lain ialah buncis, cabai, kacang panjang, kangkung, labu, mentimun, oyong, paria, seledri, tomat, dan semangka.


Penyakit Embun Tepung

Banner Penyakit Penting
Penyakit Penting Tanaman Pertanian

PENYAKIT EMBUN TEPUNG

Gejala serangan penyakit embun tepungPenyakit embun tepung atau powdery mildew yang menyerang tanaman sayuran disebabkan oleh cendawan: (1) Erysiphe spp. yang menyerang tanaman tomat, labu-labuan, dan brokoli dan (2) Leveillula taurica yang menyerang tanaman cabai dan terung. Patogen penyakit ditularkan melalui angin. Gejala serangan ditandai adanya bercak putih seperti tepung pada permukaan atas dan bawah daun (Gambar 21). Daun yang terserang menjadi kuning, mati dan gugur. Kondisi optimum untuk perkembangan penyakit ini adalah pada suhu 15,6-32°C dan ternaungi. Spora sensitif terhadap suhu > 32°C dan cahaya matahari langsung.
Keterangan  gambar: Gejala serangan penyakit embun tepung pada daun tanaman mentimun (A), tomat (B), cabai (C)

Penyakit Nematoda Bengkak Akar

Banner Penyakit Penting
Penyakit Penting Tanaman Pertanian

PENYAKIT NEMATODA BENGKAK AKAR

Gejala bengkak dan lainnya yang disebabkan oleh nematoda
bengkak akar pada A. tomat, B. wortel, C. kentang,
D. Kacang, E. ubi rambat yang sehat, F. ubi rambat,
G. dogwood tree (Agrios, 2005)
Penyakit nematoda bengkak akar disebabkan oleh Meloidogyne spp (lihat gambar). Patogen ini ditularkan melalui tanah yang telah terinfeksi, pupuk kandang, dan ubi bibit yang telah terinfeksi. Gejala serangan tampak pada perakaran terdapat benjolan-benjolan seperti jerawat. Jika serangan berat pada perakaran terbentuk benjolan-benjolan yang tidak beraturan. Tanaman inangnya antara lain ialah kentang, tomat, terung dan wortel. NBA dikenal sebagai parasit akar berbagai jenis tumbuhan, terutama di daerah tropis dan subtropik. Tumbuhan yang terserang biasanya menunjukkan gejala yang tidak normal seperti kerdil, cenderung layu pada hari panas sedangkan akarnya akan mengalami pembengkakan.
Serangan pada tanaman tomat terutama terjadi pada tanah yang berstektur kasar atau berpasir, disamping memperlemah tanaman nematoda juga dapat menyebabkan kehilangan hasil (Sastrahidayat, 1990). Tanaman yang diserang ditandai adanya terbentuknya puru atau gall pada sistem perakarannya, daunnya mengalami klorosis, tanaman kerdil, daunnya layu dan banyak gugur, sedangkan akar lebih sedikit, bila tanaman yang terserang hebat/parah, maka tanaman tersebut akan mati (Taylor dan Sasser, 1978).
Serangan pada tanaman tomat terutama terjadi pada tanah yang bertekstur kasar atau berpasir. Disamping memperlemah tanaman, nematoda ini dapat juga menurunkan produksi. Pada populasi yang tinggi dapat menyebabkan kehilangan hasil sebanyak 25-50% (Rahayu dan Mukidjo, 1977).
Tanaman tomat yang terserang oleh Meloidogyne spp. menimbulkan gall pada akarnya. Ukuran dan bentuk gall tergantung pada spesies nematoda, jumlah nematoda di dalam akar, dan umur tanaman. Serangan berat pada akar menyebabkan pengangkutan air dan unsur hara terhambat, tanaman mudah layu, khususnya dalam keadaan panas dan kering, pertumbuhan tanaman terhambat atau kerdil, dan daun mengalami klorosis akibat defisiensi unsur hara. Infeksi pada akar oleh nematoda pada tanaman stadia generatif menyebabkan produksi bunga dan buah tomat berkurang (Toto et al., 2003).
Pada gejala tanaman di atas permukaan tanah menyebabkan tanaman menjadi kerdil, daunnya pucat dan layu. Pada musim panas tanaman yang terserang nematoda akan mengalami kekurangan mineral. Akibat penyakit puru akar ini bunga dan buah akan berkurang atau mutunya menjadi rendah. Tingkat serangan nematoda yang tinggi menyebabkan kerusakan perakaran dan terganggunya penyerapan unsur hara, sehingga pertumbuhan tanaman terhambat dan berat tanaman menjadi kecil (Dadan, 1991).
Serangan nematoda dapat mempengaruhi proses fotosintesis dan transpirasi serta status hara tanaman. Akibatnya pertumbuhan tanaman terhambat, warna daun kuning klorosis dan akhirnya tanaman mati. Selain itu serangan nematoda dapat menyebabkan tanaman lebih mudah terserang patogen atau OPT lainnya seperti jamur, bakteri dan virus. Akibat serangan nematoda dapat menghambat pertumbuhan tanaman, mengurangi produktivitas, dan kualitas produksi (Melakeberhan et al., 1987).
Efek yang terjadi pada tanaman tertentu yang resisten terhadap meloidogyne yaitu nekrosis sel yang terdapat disekitar tempat serangan larva dapat merusak akar-akar tanaman inang dan nematoda mati tanpa menimbulkan kerusakan lain. Perlakuan dengan menggunakan nematisida dapat mengurangi populasi nematoda dan meningkatkan pertumbuhan tanaman, baik pada tanaman inang yang resisten maupun pada yang rentan (Dropkin, 1992).

Pengendalian

  1. Pengendalian yang bersifat prefentif. Usaha pengendalian ini bertujuan untuk mencegah agar tanaman tidak terserang nematoda puru akar. Hal ini dilakukan dengan mengupayakan tanaman yang sehat. Meliputi pengolahan tanah yang baik, pengairan, pemupukan berimbang, pemilihan benih yang sehat, pergiliran tanaman dengan menanam tanaman perangkap atau tanaman bukan inang. Hal ini bertujuan untuk memutus siklus hidup dari nematoda. Menanam tanaman perangkap bersebelahan dengan tanaman inang. Penggunaan seresah plastik untuk memanaskan tanah guna mengendalikan ematoda dan patogen lain (Dropkin, 1992). 
  2. Pengendalian yang bersifat kuratif. Pengendalian ini dilakukan setelah diketahui bahwa tanaman tersebut positif terserang nematoda puru akar. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain: Pencabutan serta pemusnahan tanaman yang terserang nematoda, serta penggunaan nematisida. 

Referensi

Dropkin, V.H. 1992. Pengantar Nematologi Tumbuhan. Edisi Kedua. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Rahayu, B., dan Mukijo, A. 1997. Survey Populasi Nematoda Puru Akar Meloidogyne spp. pada Pertanaman Solanaceae di Daerah Istimewa Yogyakarta. [Jurnal]. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Sastrahidayat, I.R. 1990. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Usaha Nasional. Surabaya.
Taylor, A.L. and J.N. Sasser. 1978. Biology Identification on Control of Root-knot Nematodes (Meloidogyne spp.). Dept. of Pathology N.C. Releigh. 111p.


Penyakit Virus Kuning Gemini

Banner Penyakit Penting
Materi Kuliah Perlindungan Tanaman: Pokok Bahasan Penyakit Penting Tanaman Pertanian

PENYAKIT VIRUS KUNING GEMINI

Gejala serangan virus kuning gemini
Virus kuning gemini tergolong dalam keluarga Geminiviridae. Gejala yang ditimbulkan berbeda-beda, tergantung pada genus dan spesies tanaman yang terinfeksi. Gejala pada cabai  (lihat gambar B) pertama kali muncul pada daun muda atau pucuk berupa bercak kuning di sekitar tulang daun, kemudian berkembang menjadi urat daun berwarna kuning, cekung dan mengkerut dengan warna mosaik ringan atau kuning. Tanaman  inangnya  antara  lain  ialah  cabai,  tomat,  kacang  panjang,  terung, mentimun, buncis, dll.
Keterangan gambar: A. Gejala serangan virus kuning gemini pada rumput babadotan (wedusan). B. Gejala serangan virus kuing gemini pada tanaman cabai merah

Penyakit Virus Kompleks


Banner Penyakit Penting
Materi Kuliah Perlindungan Tanaman: Pokok Bahasan Penyakit Penting Tanaman Pertanian

PENYAKIT VIRUS KOMPLEKS

Gejala serangan penyakit virus kompleks
Penyakit virus kompleks (lihat gambar) dapat disebabkan oleh berbagai jenis virus, seperti virus mosaikvirus daun menggulungvirus Y, dll. Pada umumnya penyakit virus ditularkan oleh serangga vektor seperti kutudaun atau oleh tangan, peralatan pertanian, dll. Gejala serangan virus kompleks sangat bervariasi. Namun demikian gejala umum yang tampak pada daun-daun muda terdapat gambaran mosaik yang mempunyai beberapa corak. Bagian daun yang klorosis dapat berwarna hijau muda sampai kuning, bahkan mendekati putih. Seringkali permukaan daun menjadi tidak rata atau tampak mempunyai lekuk-lekuk hijau tua. Tanaman inangnya antara lain ialah tomat, kentang, cabai, kacang-kacangan, mentimun dan bawang-bawangan. 
Keterangan gambar: Gejala serangan penyakit virus kompleks pada tanaman tomat (A), cabai merah (B), dan mentimun (C).

Penyakit Rebah Kecambah

Banner Penyakit Penting
Materi Kuliah Perlindungan Tanaman: Pokok Bahasan Penyakit Penting Tanaman Pertanian

PENYAKIT REBAH KECAMBAH

Gejala Serangan penyakit rebah kecambah
Penyakit rebah kecambah banyak menyerang tanaman muda di persemaian. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani Kurn. dan Pythium spp (Gambar 25). Gejala  serangan  yang  disebabkan  oleh  serangan  cendawan  R.  solani  ditandai adanya luka berwarna coklat di pangkal batang, sehingga batang tersebut patah dan akhirnya  mati.  Gejala  serangan  yang  disebabkan  oleh  cendawan  Pythium  spp. ditandai dengan adanya warna coklat di pangkal akar dan membusuk. Tanaman inangnya antara lain ialah cabai, tomat, kubis, paria, mentimun, dan tanaman muda lainnya. 
Keterangan gambar: A. Gejala serangan R. solani di pangkal batang tanaman cabai merah. B. Gejala serangan Pythium di pangkal akar tanaman cabai.

Penyakit Layu Fusarium

Banner Penyakit Penting
Materi Kuliah Perlindungan Tanaman: Pokok Bahasan Penyakit Penting Tanaman Pertanian

PENYAKIT LAYU FUSARIUM

Gejala serangan penyakit layu fusarium
Penyakit layu fusarium (lihat gambar) disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum. Patogen ditularkan melalui udara dan air. Gejala serangan ditandai tanaman menjadi layu, mulai dari daun bagian bawah. Anak tulang daun menguning. Jaringan batang dan  akar  berwarna  coklat.  Tanaman  inangnya  antara  lain  ialah  buncis,  cabai kentang, kacang panjang, labu, mentimun, oyong, paria, seledri, semangka, tomat, dan terung.
Keterangan gambar: Gejala serangan penyakit layu fusarium pada tanaman tomat (A), mentimun (B), cabai (C)

Penyakit Layu Bakteri

Banner Penyakit Penting
Materi Kuliah Perlindungan Tanaman: Pokok Bahasan Penyakit Penting Tanaman Pertanian

PENYAKIT LAYU BAKTERI

Gejala serangan penyakit layu bakteri
Penyakit layu bakteri (lihat gambar) disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum. Patogen ini ditularkan melalui air. Gejala awal ialah tanaman menjadi layu yang dimulai dari pucuk menjalar ke bagian bawah tanaman sampai seluruh daun layu dan akhirnya tanaman  mati.  Penyakit  akan  berkembang  pesat  pada  musim  hujan.  Tanaman inangnya antara lain ialah cabai, tomat, kentang, dll.
Keterangan gambar: Gejala serangan penyakit layu bakteri tanaman cabai (A), tomat (B), mentimun (C)

Penyakit Embun Bulu

Banner Penyakit Penting
Materi Kuliah Perlindungan Tanaman: Pokok Bahasan Penyakit Penting Tanaman Pertanian

PENYAKIT EMBUN BULU

Gejala serangan penyakit embun bulu
Penyakit embun bulu atau busuk daun (downy mildew) disebabkan oleh cendawan Pseudoperonospora cubensis. Patogen penyakit embun bulu ditularkan melalui  angin.  Gejala  serangan  pada  tanaman  bawang  merah  ditandai  daun berwarna pucat dan  menguning (lihat gambar).  Bila udara lembab,  daun  yang terserang  akan menunjukkan bintik-bintik berwarna ungu dan membusuk, sedangkan bila udara kering daun yang terserang akan menunjukkan bintik-bintik putih. Gejala pada mentimun pada daun terdapat bercak bersudut klorotik lembab, bagian bawah daun menjadi  abu-abu  coklat  hingga  hitam  keunguan.  Daun  menjadi  nekrotik  dan mengeriting ke atas. Kondisi optimum untuk perkembangan penyakit ini ialah pada suhu 15˚C dan kelembaban tinggi terjadi selama 6-12 jam.